DI TIMEPA ADA CERITA




                                                                                                                                                               Timepa adalah salah satu desa kecil yang terletak  di distik   Mapia tengah, kabupaten Dogiyai,provinsi Papua. Sebenarnya di Timepa ada 2 desa yaitu desa Timepa  dan desa Gabaikunu tetapi orang orang akan memanggilnya dengan nama sebutan Timepa saja. Timepa adalah salah satu tempat saya menghabiskan masa kecil saya dengan banyak cerita yang sangat indah untuk di kenang.
Dulu sekitar tahun 2000 atau 2001 saya bersama kelurga pindah dari Bomomani ke Timepa ,karena bapa pindah tugas mengajar di kampung  Timepa.  Kadang hal hal yang paling saya ingat hingga saat ini adalah saat musim jangkrik kami cari jangkrik di hutan bersama kawan kawan di hutan, biasanya kami akan  cari jangkrik hutan sehabis pulang sekolah,biasanya kami akan menyusuri hutan belantara sambil cari jangkrik sampai hari menjelang malam sekitar jam 5 sampai jam 6 sore. Setelah selesai cari jangkrik dan mau pulang kerumah pasti ada dari kami yang mencari dan membawa kayu bakar untuk keperluan masak dirumah dan sebagainya.  Salah satu pengalaman unik saat cari jangkrik adalah saat itu waktu cari jangkrik di yugi moma (hulu sungai yugi), saat itu saya lihat dari bawa ada 2 ekor jangkrik di salah satu pohon, setelah itu saya panjat pohon itu dan jangkrik paling bawa saya tangkap duluan dan saya naik lagi untuk menangkap jangkrik yang diatasnya dan saat saya mau tangkap tiba tiba pohon itu rubuh dan saya juga ikut jatuh dengan pohon yang rubuh itu, dan untungnya saya hanya mengalami luka luka kecil saja, setelah jatuh saya menangis dan menghampiri mama saya sambil nangis   di kebun di badeuto.


Selain itu salah satu musim yang paling  ditunggu juga adalah pada saat  musim  pohon pohon besar dihutan berbunga, karena pada saat  musim pohon berbunga banyak sekali beraneka ragam burung hutan akan datang ke pohon pohon itu untuk memakan bungah dari pohon itu, biasanya sebulan atau seminggu kami akan siapkan alat alat seperti kartavel ,batu dan sebagainya berburu burung burung yang makan bunga pohon pohon itu, biasanya sebelum berburu kami akan cari batu kecil yang bisa dipakai untuk menembak dengan kartavel  di kali ataupun sungai terdekat , kami akan isi batu sampai satu noken (tas tradisional papua) penuh, setelah  itu kami akan langsung bergegas ke tempat yang pohonya banyak berbunga. Untuk hasil yang kami dapatkan juga tergantung dari kita saja , jika kita pintar menembak maka hasil yang kita dapat juga banyak begitu juga sebaliknya, untuk saya sendiri hingga saat ini saya ingat saat itu saya menembak burung 4 ekor hanya dalam satu hari, mungkin hari itu merupakan hari keberuntungan saya karena biasanya kalau berburu burung biasanya dapat 1 atau 2 bahkan bisa saja tidak dapat sama sekali. Sementara kawan kawan saya yang pintar menembak biasanya dapat sampai 10 ekor sehari bahkan mereka bisa lebih 10 ekor.
Selain musim jangkrik dan pohon berbunga hal hal yang paling ditunggu lainya adalah buat peku (seperti kolam tapi di buatnya di kali atau sungai) buatnya bisa satu harian,karena sebelum buat kita harus mengumpulkan batu batu yang besar ,kayu ,daun daun, alang alang dan ranting ranting pohon dan selanjutnya kami akan menyusunya sepanjang aliran sungai tujuanya  untuk mempalangi jumlah volume air yang mengalir agar air yang mengalir bisa terkumpul disitu , tujuanya agar tempat yang kita sudah buat itu menjadi dalam agar bisa menjadi tempat untuk kita berenang ,menyelam dan sebagainya.


Hal lainya adalah saat liburan bulan desember atau natal dan juga liburan sekolah bulan juni dan juli  karena saat bulan bulan itu kami tau kalau kaka kaka  kami yang sekolah di Moanemani, Nabire,Jayapura ,dan dari kota lainya akan pulang ke kampung untuk liburan bersama keluarga di kampong halaman masing masing. Kalau saya sendiri saya dengan kaka saya Ferdinand akan selalu  siap untuk menjemput kaka vero , alm. Sisko dan alm. Paulus di Bomomani , tapi untuk jemput mereka biasanya kami ramai , karena keponakan kami juga akan ikut bersama kami berdua untuk jemput mereka bersama sama .





Selain hal hal yang diatas yang saya kagumi dari orang orang atau masyarakat Timepa adalah kekompakan dan gotong royong mereka yang sangat kuat, salah satu contoh gotong royong dan kekompakan  mereka yang sangat saya ingat adalah dulu saat pembangunan aula gereja disana,mereka tanpa paksaan dari siapapun mereka akan mengambil bahan bahan bangunan seperti papan,balok,semen,paku,seng,cat ,dan sebagainya walaupun medan yang sangat berat ,tapi mereka dengan semangat akan mengambilnya tanpa mengharapkan balas budi , bahkan bahan bahan yang begitu banyak itu akan habis diangkut sama mereka hanya dalam sehari, hal ini saya tau betul karena saat itu bapa saya adalah ketua dewan paroki dari paroki timepa. Untuk pengangkutan bahan bahan bangunan sebenarnya bukan hanya masyarakat dari timepa saja karena mereka juga akan dibantu oleh beberapa stasi dari paroki timepa terbagi jadi beberapa desa seperti desa Diyoudimi,Megai ,dan lainya. Selain satu contoh diatas ini masih banyak lagi kekompakan dan gotong royong mereka yang selalu tunjukan setiap saat baik itu dalam hal besar maupun dalam hal hal yang kecil .
Semasa kecil saya d lumayan  nakal ya seperti anak anak kecil pada umumnya tapi disini nakal bukan dalam hal hal yang negatif maksudnya itu dalam hal tidak tau ke sekolah , tidak timbah air , dan sebagainya (jangan ditiru ya), hal  paling nakal yang pernah saya lakukan adalah  saat  SD kelas 3 saat itu saya secara spontan memukul balik kepada seorang guru kami (jangan ditiru) , alasan kenapa saya memukul balik mungkin bisa di maklumi alasanya  karena saya dipukul padahal saya tidak melakukan hal yang melanggar aturan sekolah dan sebagainya.
Barulah pada tahun 2009 atau 2010 ketika Dogiyai menjadi daerah kabupaten baru dengan melakukan pemekaran dari kabupaten Nabire, saat itu juga bapa pindah tugas dari Timepa ke Moanemani karena bapa mengisi salah satu posisi  di dinas pendidikan kabupaten Dogiyai , setelah mendapat kabar itu akhirnya kami sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Moanemani kecuali nenek yang memutuskan untuk tetap tinggal di Timepa,awal awal mendengar jika kami akan pindah sebenarnya ada sedih dan senangnya sedihnya karena akan berpisah dengan kawan kawan saat itu dengan begitu banyak kenangan yang kami lewati bersama , senangnya karena hidup di tempat lain akan membawa suasana kehidupan baru dengan orang orang dan kawan kawan yang berbeda juga.
Setelah pindah dari timepa sekarang saya sendiri sudah sangat jarang balik lagi kesana , saya balik ke Timepa mungkin sekitar 4 atau 5 kali saja, terakhir saya kesana adalah tahun 2017 pada bulan desember saat itu balik karena saat itu nenek yang di kampong menghembuskan nafas terakhirnya pada bulan itu.


Doa terbaik untuk nenek semoga tenang bersama Bapa di surga.

Harapan saya sendiri Timepa semoga kita berjumpa lagi di lain waktu dan juga semoga akses jalan yang sedang di bangun oleh pemerintah di selesaikan dengan cepat agar akses ke Timepa dan sekitanya menjadi gampang dan juga mudah di jangkau dengan transportasi baik itu mobil maupun motor


Diatas adalah sedikit cerita pengalaman selama tinggal di timepa , sebenarnya begitu banyak cerita yang masih tersimpan dalam memori,tapi saya kira cukup hanya sekian.
Selajutnya saya akan bercerita tentang Moanemani





Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLUNYA PARTAI POLITIK LOKAL DI PAPUA

PROPAGANDA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN “FIKTIF” DI PAPUA MELALUI MEDIA

OTSUS DAN KETERGANTUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KUCURAN DANA OTSUS PAPUA