OMONG KOSONG PEMERINTAH, MEDIA DAN FAKTA PEMBANGUNAN DI PAPUA
OMONG KOSONG
PEMERINTAH, MEDIA DAN FAKTA PEMBANGUNAN DI PAPUA
OPINI: OSEII PETEGE
Pengertian Pembangunan
Pembangunan
adalah proses perubahan yang terjadi terus menerus untuk membuat keadaan
menjadi lebih baik, sesuai dengan norma yang berlaku. Jadi ketika melakukan
pembangunan adanya sesuatu hal yang berubah dan berbeda. Jika tidak terjadi
perubahan sama sekali berarti belum disebut sebagai pembangunan. Di Indonesia
sendiri pengertian pembangunan berkonotasi kepada pembangunan insfrstruktur dan
fasilitas fisik lainnya. Sementara menurut para ahli pembangunan memiliki
beberapa arti, diantaranya adalah seperti dikutip dari www.dosenpendidikan.co.id
adalah sebagai
berikut:
Menurut
Riyadi Dan Deddy Supriyadi Bratakusumah “2005”
istilah
pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain,
daerah yang satu dengan daerah yang lainnya, negara satu dengan negara lain.
Namun secara umum ada suatu kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses
untuk melakukan perubahan.
Menurut
Siagian “1994”
Menurutnya
suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan
dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa “nation building”.
Menurut
Ginanjar Kartasasmita “1994”
Memberikan
pengertian yang lebih sederhana yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah
yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Dari
beberapa pengertian dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembangunan adalah suatu proses menuju perubahan dengan dengan berbagai
perencaan, pemikiran, dan gagasan agar sesuatu yang ditargetkan atau diimpikan
dapat terwujud dan hasil dari pembangunan itu dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh
warga negara ataupun masyarakat yang mendiami suatu wilayah.
PEMBANGUNAN DITANAH
PAPUA
Pembangunan
diseluruh tanah Papua dari dulu semenjak Papua menjadi bagian dari negara
Indonesia, pembangunan ditanah Papua selalu menjadi perhatian oleh setiap pemimpin
yang ada di negara Indonesia. Hal ini karena semenjak Papua menjadi bagian dari
Indonesia dan setiap kali pergantian pemipin di Indonesia Papua tidak pernah
mengalami pembangunan yang sangat signifikan, alasan yang sering diberikan oleh
setiap pemimpin yang ketika masa kepemimpinannya berakhir adalah mereka
mengalami kendala dalam akses ke setiap daerah yang ada di Papua. hal ini
memang harus diakui karena akses dari
suatu daerah ke daerah lainnya di Papua membutuhkan waktu yang lama karena
tidak semua daerah di Papua disentuh oleh pembangunan.
Tapi
dalam artikel ini kita tidak akan membahas tentang pembangunan yang direncakan
oleh pemerintah pusat tetapi kita akan membahas mengenai peran pemerintah
daerah dalam melihat pembangunan di daerah yang mereka pimpin.
Pengalaman
kami saat masih menjadi mahasiswa, salah satu topik yang kami bahas antar
sesama mahasiswa Papua yang berkuliah di luar Papua adalah mengenai pembangunan
di setiap daerah asal kami, yang mana pembahasannya mengenai suatu kebijakan
yang diambil oleh kepala daerah dari kabupaten kami masing masing.
Yang
mana topiknya adalah bagaimana keberpihakan kebijakan yang pemerintah daerah
ambil terhadap masyarakat dan diberitakan oleh media media lokal maupun yang
berbasis nasional, pemberitaan yang disampaikan seolah luar biasa dan menyentuh
lapisan masyarakat. Padahal fakta dilapangan mengatakan lain, banyak kebijakan
yang diambil tanpa konsultasi dan sebagainya sama masyarakat setempat, terutama
dalam hal pembangungan baik fisik maupun non fisik, kadang pemerintah setempat
mengambil kebijakan tanpa mempertimbangkan substansi masalah yang ada, akhirnya
yang terjadi adalah pembangunan yang terjadi menjadi ambur adul dan
pembangungan daerah menjadi berjalan ditempat bahkan menunjukan gejala gejala
kemunduran. Dalam hal ini media lokal Maupun nasional seolah menjadi alat
propaganda bahkan secara tidak langsung menjadi juru bicara dari pemerintah
untuk menyampaikan pencapaian pencapaian yang nyatanya omong kosong. Mayoritas
pembangunan yang saat ini ada di Papua adalah pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah pusat lewat berbagai program yang dicanangkan, dalam hal ini
beberapa program diantaranya adalah Unit
Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B), dan saat
ini program unggulan dari presiden jokowi adalah jalan trans Papua. dalam benak
saya apa yang pemerintah daerah di Papua pikirkan adalah pembangunan yang di
seluruh negeri adalah urusan pemerintah pusat dan pemerintah daerah hanya
menikmati pembangunan yang ada. Dalam beberapa kasus ditemukan kasus kasus lucu, yang mana kasus
kasus itu adalah beberapa kepala daerah di Papua yang mendapatkan penghargaan
atas kesuksesan mereka dalam membangun daerah yang di pimpinya, padahal fakta
dilapangan berkata lain, pembangunan tidak berjalan, dana dana yang dikucurkan
entah kemana dan proses pembangunan berjalan ditempat tapi pemimpinya tetap
mendapat penghargaan atas pembangunan “ fiktif” yang mereka lakukan. Yang menjadi
lucu dan menjadi tanda tanya bagi masyarakat setempat adalah lembaga lembaga
negara yang memberikan penghargaan dan sebagainya ini, parameter seperti apa
yang mereka gunakan untuk memberikan penilaian, penghargaan dan sebagainya
kepada mereka, apakah ada unsur “ main mata” antara pemerintah setempat dengan
lembaga lembaga yang memberikan penghargaan dan sebagainya ini masih menjadi
tanda tanya bagi masyarakat.
Dalam berbagai kesempatan pemerintah daerah
dengan bangganya memuji dan membanggakan pembangunan yang terjadi di daerah
mereka, padahal jika ditelusuri kedalam pembangunan yang dilakukan bahkan tidak
ada campur tangan dari pemerintah daerah yang harusnya menjadi tanggung jawab
mereka, seperti yang penulis ungkapkan diatas bahwa pemerintah daerah
menganggap pembangungan yang dilakukan di daerah yang dipimpinya adalag murni
tanggung jawab dari pemerintah pusat bukan pemerintah daerah. Hal ini juga
menjadi kritikan bagi lembaga lembaga pemeriksa keuangan yang biasanya turun ke
lapangan atau daerah, entah pemeriksaan seperti apa dan penemuaan seperti apa
yang mereka temukan di daerah dengan melihat fakta proses pembangungan di
daerah Papua yang berjalan ditempat atau bahkan menunjukan gejala kemunduran
dari tahun ke tahun. Dalam hal ini media lokal maupun nasional juga harus
menunjukan independensi mereka sebagai media informasi yang kredibel dengan
memberitakan fakta fakta pembangunan yang ada di Papua dan jangan media seolah
menjadi juru bicara pemerintah untuk memberitakan berita berita yang faktanya
tidak ada di lapangan, hal ini karena masyarakat yang berasal dari daerah yang
berbeda akan lebih percaya akan apa yang di beritakan oleh media ( contoh kecil
adalah diskusi yang kami lakukan antar sesama seperti yang diungkapkan diatas).
Jika hal hal seperti ini terus dilakukan oleh media media lokal maupun nasional
maka ini melanggar prasyarat demokrasi yaitu pers yang bebas. Yang mana pers
yang bebas adalah pers yang menischyakan para pegiat media massa secara leluasa
untuk menuliskan peritiwa peristiwa public tanpa adanya suatu mekanisme control
dari penguasa. Dengan demikian masyarakata kemudian mendapatkan informasi
informasi pubik secara objektif sehingga keputusan dan tindakan yang diambil
semakin rasional dan dapat diperhitungkan. Setiap kerja tidak dapat berkembang
dan maju jika tidak mengikuti informasi.
Seperti yang
diungkapkan oleh Noah Chomsky dalam bukunya Politik Kuasa Media bahwa
fakta yang muncul di media massa tidak sepenuhnya sama dengan fakta yang
sebenarnya. Fakta di media massa hanyalah hasil rekontruksi dan olahan para
awak di meja meja redaksi. Walaupun mereka telah bekerja dengan menerapkan
teknik teknik jurnalistik yang presisi, tetapi tetap saja kita tidak dapat
mengatakan apa yang mereka tulis adalah fakta yang sebenarnya. Selalu saja ada
kekurangan dalam setiap sudut pandang dan rekontruksi peristiwa dan fakta
sebenarnya kedalam fakta media. Chomsky juga mengungkapkan bahwa siapa yang
membangun citra ( image) akan mendapatkan legitimasi public seperti yang mereka
inginkan, atau sebaliknya.
Oseii
Komentar
Posting Komentar