Minggu, 01 Maret 2020


Moanemani dengan Kenanganya


                                             
foto by :whens tebay.
pemandangan moanemani dari odedimi
Moanemani  atau banyak orang biasa menyebutnya dengan nama kamuu atau lembah hijau adalah salah satu daerah yang terletak pegunungan tengah Papua, tepatnya di kabupaten Dogiyai,provinsi Papua. Moanemani adalah salah satu daerah di papua (bahkan mungkin salah satu daerah terdingin di Indonesia)  yang suhu udaranya sangat dingin, dengan geografisnya yang dikelilingi gunung dan bukit bukit  dan juga  dibawahnya terletak lembah yang begitu menawan , ditambah lagi dengan curah hujan yang sangat tinggi tidak heran saja jika moanemani adalah salah satu daerah di papua  dengan iklimnya    sangat dingin.  Selain iklim yang sangat dingin paling yang paling menarik hati adalah alamnya yang sangat cantik dan sangat menawan ,  bahkan cuacanya juga sangat tidak menentu, contohnya jika suatu hari matahari bersinar sampai cerah,bisa saja setelah beberapa menit atau jam bisa turun hujan dengan sangat mendadak, tetapi tidak heran jikalau  cuacanya sangat tidak menentu, karena daerahnya yang lembah dan juga penguapanya juga sangat tinggi,selain hal diatas yang  paling memikat hati dari moanemani adalah tanahnya yang begitu subur,
bahkan dulu ibu bercerita kepada saya bahwa
‘’sesuatu yang tidak bisa tumbuh di tempat atau daerah lain ,akan tumbuh dengan sangat subur jika itu ditanam diatas tanah ini (moanemani)’’  dan memang itu benar dan  bukan mengada  ada karena memang faktanya hampir semua tanaman baik itu pisang,kopi,ubi, dan sebagainya ada di moanemani dan tumbuh dengan subur tanpa dicampuri pupuk pupuk kimia. Selain itu hasilnya juga sangat banyak , bahkan hasil perkebunan dan sebagainya mereka akan jualkan ke kabupaten kabupaten tetangga seperti Nabire, Paniai, Deiyai, dan juga kabupaten seperti Timika juga.
Salah satu produk yang paling terkenal adalah produk kopi moanemani, di kutif dari 

 Liputan6.com, Moanemani - Nama Kopi Moanemani sedang harum-harumnya di luar Papua hingga ke mancanegara. Namun, kondisi itu justru meresahkan petani kopi lokal di Moanemani, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua.

Pasalnya, membludaknya pesanan Kopi Moanemani dari luar Papua tak dapat disanggupi oleh petani lokal. Apalagi, petani lokal tak mendapatkan bimbingan atau pelatihan apapun tentang kopi alias hanya mengandalkan keterampilan turun temurun.

"Padahal untuk memasarkan kopi ini, kami tak pernah mendapatkan kesulitan," kata Didimus Tebay (62), petani Kopi Moanemani Dogiyai yang saat ini mengelola Pusat Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perikanan dan Pariwisata (P5) Kabupaten Dogiyai bersama lima petani lainnya.
Bentuk kemasan kopi Moanemani


Petani Kopi Moanemani sampai saat ini tak pernah paham, berapa hektare atau berapa pohon yang harus mereka kelola hingga bisa menghasilkan uang, untuk menambah penghasilan hidup bagi keluarganya.

Perhitungan Didimus, idealnya satu petani lokal harus mengelola setengah hektare kebun kopi yang berisi sekitar 800-an pohon. Dengan kondisi seperti itu, Didimus yakin setiap petani lokal dapat mengantongi untung hingga Rp 5 juta per bulan. 

"Kopi Moanemani berbuah tak mengenal waktu musim penghujan ataupun musim kering. Kami bisa panen kopi dalam satu tahun sebanyak dua kali. Satu pohon kopi biasanya menghasilkan 1 kilogram kopi, tinggal dikalikan saja, jika ada 800 pohon kopi," kata dia.

Bimbingan bagi petani lokal Kopi Moanemani, kata Didimus, bisa dilakukan dengan meminjamkan dua petani andalan dari setiap distrik untuk diajari keterampilan mengelola kebun kopi. Nantinya, petani yang dilatih dapat mengajarkannya ke petani lain di kampungnya.

"Masyarakat di Dogiyai memiliki tipe bersaing dengan kompetetif. Jika ada petani kopi yang berhasil, pasti petani lainnya tak mau kalah untuk bersaing," kata dia.

Dalam satu tahun, P5 hanya bisa mendapatkan 2 ton kopi yang dibeli dari petani lokal. Harga yang ditawarkan mencapai Rp 50 ribu per kilogram.

"Usaha P5 ini tak sehat. Seharusnya, kami mengolah 1.000 kilogram kopi per bulannya. Kalau sekarang ini, kami hanya kerja bodoh saja. Sebab, kalau bukan kami yang mempertahankan P5, siapa lagi? Bisa-bisa hanya tinggal nama saja," ucap
Mungkin diatas ini adalah salah satu potensi alam di dogiyai yang jika dimanfaatkan dengan baik maka akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat setempat bahkan untuk pemerintah juga akan mendapatkan kemasukan untuk kas kebupaten sendiri.
Namun sayang sekarang hasil alam yang ada kurang dimanfaatkan dan kini malah mengimpor balik hasil alam dari kabupaten lain, terutama adalah  dari Nabire.  Alasan kenapa kurang diamanfaatkan.
pak Didimus Tebay, pengelola kopi Moanemani

Selain itu andaikan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat Moanemani sebenarnya punya potensi yang besar  dalam bidang  pariwisata juga.

Kini moanemani menjadi pusat kota dari kabupaten Dogiyai dan juga pusat perekonomian dari masyarakat setempat dan juga dari masyarakat dari beberapa kabupaten tetangga. Saya sendiri bersama keluarga pindah ke moanemani pada pertengahan tahun 2009, setelah kabupaten  Dogiyai pemekaran dari kabupaten Nabire, setelah pindah saya masuk sekolah di SDN Moanemani, saat awal awal masuk kadang diledek sama kawan kawan karena logat bahasa kami yang berbeda (antara logat mapia dan logat moanemani) tetapi untuk bahasa daerah sama.

Kami tinggal dan menetap di moanemani  hingga saat ini tepatnya di desa Kimupugi ,saya sendiri melanjutkan pendidikan di Moanemani dari SD sampai SMP setelah tamat SMP , saya SMA baru melanjutkan dan merantau diluar Moanemani atau Dogiyai hingga saat ini, setelah SMA juga kalau misalnya liburan sekolah balik ke Moanemani selalu sambut hangat oleh kawan kawan yang biasa dulu main bola sama sama maupun oleh yang lain juga.


Mungkin masa masa ini adalah salah satu masa  terbaik yang pernah dilewati, hal yang paling tidak dilupakan itu adalah kami bermain bola , biasanya pada jam istirahat di sekolah kami main bola antar desa , yang paling sering adalah main bola antar desa ekemanida lawan desa kimupugi, selama atau setelah main bola kadang ada yang berantam dan sebagainya, tetapi langsung baikan setelah itu , dan  yang lainnya juga adalah cari kayu di gunung mago dan di moma atau idakotu.




Selain itu kakek saya adalah salah satu orang yang mungkin merintis daerah  moanemani bersama teman temanya pada masa itu, nenek saya juga berasal dari moanemani bermarga yobe.

Sebenarnya sangat banyak kenangan  yang pernah dilewati di Moanemani  baik itu kenangan yang menyenangkan maupun kenangan yang tidak menyenangkan, dan harapanya  semoga kenangan yang menyenangkan dapat dikenang dan kenangan yang kurang menyenangkan dapat dijadikan pembelajaran untuk berubah menjadi  yang lebih baik dimasa yang akan datang.
Bagi para pembaca yang belum pernah ke Moanemani dan  Dogiyai saya rekomendasikan untuk suatu saat  dapat berkunjung ke Moanemani dan juga kabupaten Dogiyai

jika dalam tulisan saya banyak yang salah,atau menyinggung dan melebih lebihkan atau mengurang ngurangkan  saya memohon maaf .

Dan selamat membaca
Osea
🙏🏼

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLUNYA PARTAI POLITIK LOKAL DI PAPUA

OTSUS DAN KETERGANTUNGAN MASYARAKAT TERHADAP KUCURAN DANA OTSUS PAPUA

PROPAGANDA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN “FIKTIF” DI PAPUA MELALUI MEDIA